Jasa Konsultan Digital Marketing – Ketika Anda menjelajahi internet, seringkali URL sebuah website diawali dengan singkatan HTTP atau HTTPS. Perbedaan antara keduanya bukan sekadar huruf tambahan di depan URL, melainkan juga perbedaan signifikan dalam mengamankan komunikasi online. Berikut kami akan mengulas secara detail mengenai keduanya
Perlindungan Keamanan
Sertifikat SSL (Secure Sockets Layer) memainkan peran sentral dalam menjaga keamanan transmisi data di internet. Saat Anda berinteraksi dengan website yang menggunakan HTTPS, sertifikat ini menjadi penanda kehandalan. Biasanya, pengguna mengidentifikasi keberadaan sertifikat SSL melalui ikon gembok yang terlihat di samping URL.
Namun, lebih dari sekadar ikon visual, fungsi utama dari sertifikat SSL adalah menciptakan jalur aman bagi informasi yang dipertukarkan antara peramban pengguna dan server website. Dengan menerapkan enkripsi, sertifikat SSL memastikan bahwa data yang dikirim dan diterima tidak dapat disadap atau dimodifikasi oleh pihak yang tidak berkepentingan.
Dalam hal keamanan, ketika sebuah website telah mengadopsi sertifikat SSL, ikon gembok di peramban akan terkunci, menjadi penanda visual yang memberi keyakinan kepada pengguna bahwa interaksi mereka dengan website tersebut terlindungi secara kuat. Ikon tersebut juga mencerminkan komitmen dari pemilik website untuk memprioritaskan keamanan pengguna dalam segala transaksi dan interaksi daring yang terjadi.
Penggunaan Port yang Berbeda
Perbedaan dalam penggunaan port antara HTTP dan HTTPS mencerminkan fondasi keamanan yang berbeda secara substansial. Ketika kita bicara mengenai port 80 yang digunakan oleh HTTP, ini seolah membuka jalur bagi informasi untuk mengalir dalam bentuk teks yang terbuka dan rentan terhadap akses pihak ketiga tanpa pengamanan enkripsi.
Namun, perubahan yang terjadi pada HTTPS dengan penggunaan port 443 membawa revolusi keamanan. Port ini memungkinkan data yang dikirim dan diterima dienkripsi, sehingga informasi yang dipertukarkan antara pengguna dan server tidak hanya dilindungi dari mata yang tidak berkepentingan, tetapi juga tidak dapat dimodifikasi atau disusupi oleh pihak yang tidak sah.
Dalam konteks ini, penggunaan port 443 menjadi fondasi keamanan yang kokoh untuk website yang mengadopsi HTTPS. Data sensitif yang dikirimkan, seperti informasi pribadi, kata sandi, atau data finansial, terselubung dalam lapisan enkripsi yang tidak dapat ditembus oleh pihak yang tidak memiliki kunci enkripsi yang benar.
Kredibilitas dan Keamanan
Website yang menggunakan HTTPS menawarkan lapisan keamanan yang lebih tinggi, secara tidak langsung meningkatkan kredibilitasnya. Browser memberikan peringatan kepada pengguna ketika mereka berinteraksi dengan website yang belum aman atau masih menggunakan protokol HTTP. Pesan peringatan seperti “Your Connection is Not Secure” dapat mengurangi kepercayaan pengguna terhadap website tersebut.
Pengguna juga cenderung diingatkan untuk tidak memasukkan informasi pribadi atau melakukan transaksi di website yang tidak menggunakan HTTPS karena risiko keamanan yang lebih tinggi.
Baca juga 6 Rekomendasi Aplikasi VPN Terbaik Untuk HP Android
Pengaruh Terhadap Posisi dalam Mesin Pencarian
Keamanan website menjadi faktor krusial dalam algoritma mesin pencarian, seperti yang diterapkan oleh Google. Penggunaan HTTPS tidak hanya menjamin keamanan website, tetapi juga menjadi salah satu faktor penentu peringkat dalam hasil pencarian.
Meskipun demikian, keamanan saja tidak cukup untuk bersaing di ranah online. Kualitas konten tetap menjadi faktor kunci dalam menarik pengunjung dan bersaing di peringkat teratas mesin pencarian.
Dalam menggalakkan ekosistem internet yang lebih aman, HTTPS menjadi pilihan yang lebih bijak bagi pengelola website. Protokol keamanan yang kokoh tidak hanya melindungi informasi pengguna tetapi juga mendukung peringkat website dalam hasil pencarian. Namun, penting untuk diingat bahwa keamanan harus disandingkan dengan konten yang berkualitas untuk meraih keunggulan dalam persaingan online.