Kabar duka kembali terdengar dari sisi timur Indonesia tercinta. Ratusan rumah mengalami kerusakan akibat banjir bandang di Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Bencana alam yang terjadi pada Minggu, 4 April 2021 juga menyebabkan bangunan hingga jembatan penghubung mengalami kerusakan bahkan ada yang hanyut terbawa arus atau tenggelam tertimbun lumpur.
Kabar yang menggetarkan jiwa, Sedikitnya 8.424 orang dari 2.019 keluarga mengungsi karena banyak rumah yang rata dengan tanah karena bangunan hanyut tersapu derasnya arus. 128 orang meninggal dunia tercatat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akibat bencana banjir dan longsor di Nusa Tenggara Timur.
Informasi yang diperoleh dari Raditya Jati, sebagai Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB merinci secara tertulis korban meninggal dunia cukup banyak, di Kabupaten Lembata mencapai 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12. Tak terelakkan, ratusan rumah warga di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT, hancur diterjang banjir bandang.
Tidak hanya itu teman-teman, jumlah pengungsian terbesar berada di Kabupaten Sumba Timur: 7.212 jiwa (1.803 KK), Lembata 958 orang, Rote Ndao 672 jiwa (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK) dan Flores Timur 256. Dan tentunya mereka sangat membutuhkan uluran tangan dari kita.
Menurut Raditya, cuaca buruk berupa siklon tropis menjadi penyebab terjadinya bencana. Sedikitnya delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota yang merasakan dampak bencana, di antaranya Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Alor, Rote Ndao, Sumba Timur, Sumba Barat, Ngada, Lembata, dan Malaka.
Beberapa daerah dilanda banjir bandang yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan kerugian materil antara lain 119 unit rumah rusak berat, 118 unit rumah rusak sedang, 34 unit rumah rusak ringan dimana fasilitas umum 14 unit rusak berat, 1 rusak ringan dan 84 unit lain beserta 1.962 unit rumah terdampak.
Kerusakan yang diakibatkan cuaca ekstrem di NTT ini tercatat dengan rincian 10 unit rumah rusak sedang dan 657 unit rumah terdampak di Kota Kupang. Kemudian 82 unit rumah rusak berat, 34 unit rumah rusak ringan, 97 unit rumah terdampak dan delapan unit fasilitas umum rusak berat di Kabupaten Flores Timur. Sementara di Kabupaten Malaka, sebanyak 1.154 unit rumah terdampak dan 65 fasilitas umum juga terdampak. Di Kabupaten Ngada 4 unit rumah rusak berat, dua unit rumah rusak sedang dan satu fasilitas umum terkena dampak.
Hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari mengakibatkan meluapnya sungai setempat. Sebanyak empat kecamatan terdampak banjir dan sebanyak sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan juga terdampak. Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).
Di kabupaten Sumba Timur, terdapat empat kecamatan yang terdampak yaitu Kecamatan Pandawai, Kambera, Wulawujelu dan Karera, dimana sebanyak 54 KK atau 165 jiwa mengungsi, sedangkan 109 KK atau 475 KK terdampak sebagaimana diinformasikan oleh BPBD Kabupaten Sumba Timur. Angin kencang terjadi di dua kecamatan di Kabupaten Ngada. Desa terdampak yaitu di Kelurahan Kisantara, Lebijaga, Bajawa, Tanalodu (Kecamatan Bajawa) dan Kelurahan (Riung) yang menyebabkan 6 KK terdampak dan 1 luka berat akibat angin kencang.
Tim gabungan yang bertugas di lapangan dengan sigap melakukan proses evakuasi walaupun dengan alat seadanya. Kami mengajak teman-teman untuk turut serta memberikan Donasi Banjir Bandang NTT.
Teman-teman yang ingin menyalurkan donasi untuk korban banjir NTT bisa disalurkan melalui Wahana Visi Indonesia. Seberapapun bantuan yang kita berikan sangat berarti untuk meringankan duka saudara-saudara kita yang terdampak bencana ini.