Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Pengertian dan definisi K3 Menurut Para Ahli
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas berasal dari resiko kecelakaan dan kerusakan di mana kita bekerja yang termasuk perihal kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.

Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6), membatasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi didalam pekerjaan yang sehat dan safe baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi penduduk dan lingkungan kira-kira pabrik atau daerah kerja tersebut.

Jackson (1999, p. 222), menyatakan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja memperlihatkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan Keselamatankerja.com .

Menurut Suma’mur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan alur usaha untuk menciptakan kondisi kerja yang safe dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

Mathis dan Jackson (2002, p. 245), memperlihatkan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan pada kesejahteraan fisik seseorang pada cedera yang perihal bersama dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi lazim fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kebugaran kerja adalah suatu anggapan dan usaha untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju penduduk adil dan makmur.

Menurut Mangkunegara (2002, p.170), bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah kondisi daerah lingkungan kerja, yang meliputi:
a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang tidak cukup diperhitungkan keamanannya.
b. area kerja yang sangat padat dan sesak.
c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
d. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:
e. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
f. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik Pengaturan penerangan.

K3 berdasarkan Sektor industri
K3 yang spesifik bisa bervariasi pada sector dan industri tertentu. Pekerja kontruksi akan membutuhkan pencegahan bahaya jatuh, sedang nelayan menghadapi risik tenggelam. Biro Statistik Buruh Amerika Serikat menyatakan bahwa perikanan, penerbangan, industri kayu, pertanian, pertambangan, pengerjaan logam, dan transportasi adalah sektor industri yang paling berbahaya.

1. Sektor Konstruksi
Konstruksi adalah tidak benar satu pekerjaan yang paling berbahaya di dunia, membuahkan tingkat kematian yang paling banyak di antara sektor lainnya. Risiko jatuh adalah penyebab kecelakaan tertinggi. Penggunaan peralatan keselamatan yang cukup seperti guardrail dan helm, dan juga pelaksaan prosedur pengamanan seperti pemeriksaan tangga non-permanen dan scaffolding bisa kurangi risiko kecelakaan. Tahun 2010, National Health Interview Survey mengidentifikasi aspek organisasi kerja dan psikososial dan paparan kimiawi/fisik pekerjaan yang bisa tingkatkan lebih dari satu risiko didalam K3. Di antara seluruh pekerja kontruksi di Amerika Serikat, 44% tidak punyai standar pengaturan kerja, kala pekerja di sektor lainnya hanya 19%. Selain itu 55% pekerja konstruksi punyai pengalaman ketidak-amanan didalam bekerja, dibandingkan 32% pekerja di sektor lainnya. 24% pekerja konstruksi terpapar asap yang bukan pekerjaannya, dibandingkan 10% pekerja di sektor lainnya.

2. Sektor Pertanian
Traktor bersama dengan proses pelindungan terguling, pekerja pertanian punyai risiko luka, penyakit paru-paru akibat paparan asap mesin, kebisingan, sakit kulit, dan kanker akibat bahan kimia seperti pestisida. Pada pertanian industri, kecelakaan melibatkan pemakaian alat dan mesin pertanian. Kecelakaan yang paling lazim adalah traktor yang terguling. Pestisida dan bahan kimia lainnya yang digunakan didalam pertanian termasuk berbahaya bagi kebugaran pekerja, bisa mengakibatkan gangguan kebugaran organ seks dan kelainan kelahiran bayi.

Jumlah jam kerja para pekerja di bidang pertanian di Amerika Serikat memperlihatkan bahwa 37% pekerja punyai jam kerja 48 jam seminggu, dan 24% bekerja lebih berasal dari 60 jam seminggu. Dipercaya tingginya jam kerja berikut mengakibatkan tingginya risiko kecelakaan. Dan berasal dari seluruh pekerja di sektor pertanian, 85% lebih sering bekerja di luar ruangan dibandingkan sektor lainnya yang hanya 25%.

3. Sektor jasa
Sejumlah pekerjaan di sektor jasa perihal bersama dengan industri manufaktur dan industri primer lainnya, tapi tidak terpapar risiko yang sama. Masalah kebugaran utama berasal dari pekerjaan di sektor jasa adalah obesitas dan stres psikologis dan juga berlebihan jam kerja.

4. Sektor pertambangan dan perminyakan
Pekerja di sektor perminyakan dan pertambangan punyai risiko terpapar bahan kimia dan asap yang membahayakan kesehatan. Risiko kulit terpapar bahan kimia berbahaya, menghirup asap, sampai risiko lain seperti homesick dikarenakan wilayah kerja yang jauh berasal dari rumah, apalagi sampai ke daerah lepas pantai.

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang perihal bersama dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun wilayah proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kebugaran dan keselamatan lingkungan kerja. K3 termasuk merawat teman kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang termasuk mungkin dipengaruhi kondisi lingkungan kerja.

Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi punyai kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat senantiasa berada didalam kondisi safe selama waktu. Praktik K3 (keselamatan kebugaran kerja) meliputi pencegahan, perlindungan sanksi, dan kompensasi, termasuk pengobatan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kebugaran dan cuti sakit. K3 perihal bersama dengan ilmu kebugaran kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi dan industri, ergonomika, dan psikologi kebugaran kerja.